Minggu, 07 Februari 2016

CONTOH JURNAL : PENGARUH WARNA BAGI SUATU PRODUK DAN PSIKOLOGIS MANUSIA

PENGARUH WARNA BAGI SUATU PRODUK
DAN PSIKOLOGIS MANUSIA

PATRYCIA ZHARANDONT
Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom


ABSTRAK
Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan suatu produk. Meningkatnya kebutuhan masyarakat ini membuat para desainer terus meningkatkan inovasi dari setiap produknya. Setiap faktor yang dapat menarik perhatian masyarakat terus di kaji dan diterapkan pada produknya. Salah satu faktor yang mempengaruhi estetika suatu produk adalah dalam penentuan warna. Kajian ini memaparkan tentang pengaruh warna pada psikologis manusia maupun produk dan cara untuk menyesuaikan suatu produk dengan warna tersebut.

Kata kunci: produk, warna, psikologis manusia

I.      PENDAHULUAN
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).

Warna memiliki arti dan kedudukan tersendiri bagi pengamatnya. Sehingga warna memiliki peranan penting yang diterapkan dalam kehidupan manusia. Dewasa ini warna telah digunakan sebagai simbol, makna,  dan pesan yang berbeda – beda. Berbagai bidang seperti transportasi, informasi maupun telekomunikasi telah menerapkan warna sebagai simbol paten yang memiliki makna tertentu sesuai dengan fungsinya.

Bidang desain produk adalah salah satu bidang yang sangat memperhitungkan warna sebagai salah satu faktor penting dalam memberi kesan dalam produknya. Warna berperan sebagai bahasa di dalam dunia desain produk. Sebagai contoh warna silver yang memberi kesan elegan, warna hijau yang memberi kesan kesejukan, maupun warna kuning keemasan yang memberi kesan mewah.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa warna memiliki peranan penting dalam berbagai bidang, terutama desain produk. Dalam jurnal ini akan membahas tentang hubungan antara suatu produk dengan penglihatan manusia.

II.            TERBENTUKNYA WARNA
Menurut proses terjadinya, warna dapat dibagi menjadi dua bagian besar, warna yang berasal dari zat pigmen dan warna yang berasal dari cahaya. Warna yang berasal dari pigmen (biasa disebut: warna subtraktif) seperti cat, pewarna kain dan tinta memiliki warna pembentuk dasar/ warna primer: Biru (Cyan), Magenta dan Kuning. Gabungan dari 2 warna primer (pigmen) akan menghasilkan warna-warna sekunder; misal Cyan dan Kuning menghasilkan warna Hijau, kuning dan magenta menghasilkan merah. Perpaduan dari ketiga warna tersebut menghasilkan coklat.

Sedangkan warna yang dihasilkan oleh cahaya (biasa disebut: warna aditif) seperti monitor TV dan lampu, memiliki warna dasar/primer: Merah, Hijau dan Biru. Gabungan dari warna primer menghasilkan wana sekunder yaitu Magenta – Cyan - kuning, sedangkan perpaduan dari ketiga warna tersebut adalah putih.

Dalam ilmu fisika, warna merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 390 hingga 780 nm. Panjang gelombang ini mengacu pada panjang gelombang yang bisa ditangkap oleh mata manusia dalam kondisi normal tanpa alat apapun. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 560-590 nm nanometer dan warna merah antara 620-750 nanometer. Warna yang memiliki panjang gelombang dibawah 390 nm dikenal dengan ultraviolet sedangkan diatas 750 nm, dikenal dengan infrared. Warna Ultraviolet dan infrared ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia normal tanpa alat. Beberapa hewan seperti lebah dan beberapa serangga lainya dapat menangkap cahaya ultraviolet, kemampuan ini membantu mereka mencari madu di bunga.

III.      CARA MANUSIA  MELIHAT WARNA
Mata kita dapat melihat warna karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda dengan pigmen warna tertentu yang kita lihat. Kita melihat benda berwarna kuning, karena benda (yang memiliki pigmen kuning)  tersebut memantulkan spektrum cahaya warna merah dan hijau, warna lainnya diserap oleh benda tersebut. Cahaya merah dan hijau ini kemudian masuk ke kornea dan dibiaskan oleh lensa mata, pada akhirnya ditangkap oleh retina. Di dalam retina mata terdapat sekitar 6,5 juta Sel Kerucut (Cones/Rods), yang peka terhadap cahaya, di sinilah terjadi proses filterisasi cahaya merah dan hijau yang masuk tadi. Informasi warna ini kemudian diteruskan oleh saraf-saraf optik ke otak.

Warna tidak mempunyai sifat, tetapi warna dapat menciptakan perpsektif sifat dalam otak manusia dan secara tidak langsung juga mempengaruhi emosi manusia.  Perpektif yang dihasilkan akan yang berbeda-beda terhadap sekelompok orang di waktu dan tempat yang berbeda pula tergantung oleh beberapa faktor (budaya, geografi dan lain-lain). Contoh warna hitam pada budaya barat, berarti berduka/kematian, tetapi di sebagian budaya Asia, warna duka/kematian adalah warana sebaliknya, yaitu putih.

IV.            PENGARUH PSIKOLOGIS WARNA TERHADAP MANUSIA
Warna-warna dalam kehidupan manusia tidak boleh diremehkan kewujudannya. Setiap warna ternyata memberikan reaksi yang berbeda pada otak. Ada warna yang dapat  mencetuskan rasa marah, agresif, rileks, dan sebagainya.

Berbagai macam warna tersebut dapat mempengaruhi psikologis seseorang yang melihatnya. Dikutip dari Times of India, berikut ini berbagai warna dan kesan yang diberikan pada penglihatan manusia:

a.    Warna Merah
Warna merah memberi arti gairah dan memberi energy dan menyerukan terlaksananya suatu tindakan. Dalam psikologi warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, kekuatan dan kegembiraan. Dominasi warna merah mampu merangsang indra fisik seperti meningkatkan nafsu makan dan gairah seksual. Negatifnya warna merah identik dengan kekerasan dan kecemasan.

b.    Warna Oranye
Oranye merupakan kombinasi antara warna merah dan kuning. Warna oranye memberi kesan hangat dan bersemangat. Warna ini merupakan simbol dari petualangan, optimisme, percaya diri dan kemampuan dalam bersosialisasi. Warna oranye sebagai peleburan dari warna merah dan kuning, sama-sama memberi efek yang kuat dan hangat. Namun sekedar catatan bahwa warna oranye juga dapat memberi kesan murah jika digunakan terlalu dominan, karena warna ini memberi kesan mudah untuk dijangkau. Warna yang baik untuk dipasangkan dengan warna oranye diantaranya adalah warna ungu atau biru karena akan memberi kesan unik dan berkelas.

c.     Warna Kuning
Warna kuning memberi arti kehangatan dan rasa bahagia dan seolah ingin menimbulkan hasrat untuk bermain. Dengan kata lain warna ini juga mengandung makna optimis, semangat dan ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Warna kuning sangat baik digunakan untuk membantu penalaran secara logis dan analitis sehingga individu penyuka warna kuning cenderung lebih bijaksana dan cerdas dari sisi akademis, mereka lebih kreatif dan pandai meciptakan ide yang original. Namun negatifnya mereka juga orang yang mudah cemas, gelisah dan sering dikuasai ketakutan, terlebih dalam menghadapi orang yang juga sedang merasa tertekan ataupun stress mereka cenderung menjadi terlalu kritis dan menghakimi.

d.    Warna Biru
Warna biru umumnya memberi efek menenangkan dan diyakini mampu mengatasi insomnia, kecemasan, tekanan darah tinggi dan migraine. Didalam dunia bisnis warna biru disebut sebagai warna corporate karena hampir sebagian besar perusahaan menggunakan biru sebagai warna utamanya. Hal ini dikarenakan warna biru mampu memberi kesan profesional dan kepercayaan. Diyakini bahwa warna biru dapat merangsang kemampuan berkomunikasi, ekspresi artistic dan juga sebagai symbol kekuatan. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna biru tua mampu merangsang pemikiran yang jernih dan biru muda membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.

e.     Warna Hijau
Warna hijau adalah warna yang identik dengan alam dan mampu memberi suasana tenang dan santai. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi. Hal ini diyakini sebagai efek rileksasi dan menenangkan yang terkandung dalam warna ini. Didalam bidang design warna hijau memiliki nilai tersendiri karena dapat memberi kesan segar dan membumi terlebih jika dikombinasikan dengan warna coklat gelap.

f.     Warna Hitam
Warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, gelap dan menakutkan namun juga elegan. Karena itu elemen apapun jika dikombinasikan dengan warna hitam akan terlihat menarik.

g.     Warna Putih
Salah satu kelebihan warna putih adalah kemampuannya untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Ini dikarenakan warna putih memberi kesan kebebasan dan keterbukaan. Kekurangan warna putih adalah dapat memberi rasa sakit kepala dan mata lelah jika warna ini terlalu mendominasi. Bagi pekerja kesehatan warna putih memberi kesan steril. Putih sebagai warna yang murni dan tidak menggunakan campuran apapun memberi arti yang suci dan bersih. Untuk design yang minimalis penggunaan warna putih dapat menjadi pilihan yang tepat.

h.    Warna Coklat
Warna coklat adalah salah satu warna yang mengandung unsur bumi. Dominasi warna ini akan memberi kesan hangat, nyaman dan aman. Kelebihan lainnya adalah warna coklat dapat menimbulkan kesan modern, canggih dan mahal karena kedekatannya dengan warna emas. Secara psikologis warna coklat akan memberi kesan kuat dan dapat diandalkan. Design logo yang tepat untuk warna coklat adalah usaha seperti firma hukum.


      V.            KESAN SUATU PRODUK TERHADAP WARNA
Tak hanya suatu warna yang dapat mempengaruhi psikologis manusia, tetapi adanya warna pada suatu produk juga dapat memberi kesan dan memberikan makna sifat bahkan fungsi dari suatu produk. Secanggih apaapun suatu produk tetapi jika pewarnaannya tidak sesuai dengan image produk tersebut maka suatu produk tersebut dapat dianggap gagal dalam keselarasan estetikanya. Warna memiliki peranan penting dalam suatu produk. Pemilihan warna untuk suatu produk dapat mempengaruhi minat para konsumen meskipun pada umumnya konsumen melihat suatu produk berdasarkan kegunaannya. Berikut adalah pengaruh warna yang telah diterapkan pada produk berdasarkan kesan yang diberikan :

a.       Warna primer
Warna primer yang terdiri dari 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru telah diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Warna primer banyak di temukan pada fasilitas umum seperti jalan raya, taman, dan lain – lain. Warna merah digunakan untuk mengatur lalu lintas jalan, warna merah diterapkan pada profesi pemadam kebakaran, warna kuning diterapkan pada papan peringatan bentuk jalan yang menikung, tajam di jalan tol maupun jalan raya, warna biru diterapkan pada papan tanda menyeberang jalan di sekolah, dan lain – lain.  Warna primer dipilih untuk digunakan pada fasilitas umum karena warna primer merupakan warna tegas, warna yang stabil dan memiliki spektrum warna yang cocok untuk menarik fokus mata di tempat umum dibandingkan dengan warna – warna yang lain.

b.       Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan warna – warna yang dihasilkan dari percampuran 2 jenis warna dasar seperti oranye, hijau, ungu, merah muda, dan lain – lain. warna – warna yang mayoritas berwarna cerah ini biasanya diterapkan pada produk mainan, aksesoris maupun pakaian untuk anak – anak hingga dewasa. Warna – warna yang cenderung soft ini biasanya digunakan sebagai karakter mainan atau pakaian dengan tema tertentu yang dapat menarik perhatian konsumen.

c.        Warna Tersier
Warna tersier merupakan hasil dari penggabungan warna sekunder dengan 1 jenis warna primer, seperti merah oranye, kuning emas, silver, merah bata, dan lain – lain. warna – warna tersier ini memiliki sifat pemberi kesan yang kuat dan mayoritas sifat tersebut adalah sifat elegan, mahal, eksklusif, dan lain - lain. Beberapa produk yang menggunakan warna tersier ini menerapkan warna tersebut pada produk yang bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk membeli barang tersebut meskipun dengan harga yang mahal seperti cincin, jam tangan, kalung, alat elektronik, dan lain – lain.

    VI.            SOLUSI
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pemilihan warna pada suatu produk tidak dapat detentukan serta merta hanya dengan keinginan desainernya saja, tetapi juga harus mempertimbangkan tentang beberapa hal seperti berikut ini :
a.       Fungsi / kegunaan
Fungsi dari suatu produk dapat dimunculkan melalui karakter warna pada produk tersebut. Jika suatu produk tersebut berupa permainan, maka gunakan warna – warna sekunder yang memberi kesan menyenangkan dan menghibur. Jika produk tersebut berupa alat bangunan, peralatan dapur dan lain – lain maka gunakan warna yang tidak mencolok agar tidak menarik perhatian anak – anak dan orang dewasa tetap nyaman menggunakannya.

b.       Sifat material
Sifat dari material juga dapat dimunculkan melalui pemilihan warna yang tepat. Seperti warna metallic yang digunakan untuk alat – alat rumah tangga agar memberi kesan kuat, awet, anti – karat, dan sebagainya. Warna – warna pastel yang diterapkan pada mainan anak yang materialnya plastik.


VII.      KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa warna memiliki peranan penting pada suatu produk, yang berhubungan langsung melalui kontak mata manusia. Kesan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh mata pertama kali adalah warna. Keberhasilan dalam memikat minat seorang konsumen ialah melalui mata. Karena mata manusia telah diciptakan untuk merespon warna lebih cepat dibandingkan dengan huruf atau bentuk dari suatu benda. Maka dari itu peranan desainer produk dalam menciptakan produknya juga ditentukan melalui image warna yang mereka pilih dan terapkan pada produknya.


DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2013. Wikipedia.com. Warna. Diakses pada tanggal 8 Desember 2015 pukul 18.30 wib dari  https://id.wikipedia.org/wiki/Warna
Mangkoko. 2015. Mangkoko.com. Psikologi Warna Biarkan Warna Berbicara. Diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 14.05 wib dari http://mangkoko.com/ruang_baca/psikologi-warna-biarkan-warna-berbicara
Si-pedia. 2014. Si-pedia.com. Psikologi Warna Arti Warna Dan Dampaknya. Diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 11.00 wib dari http://www.si-pedia.com/2014/12/psikologi-warna-arti-warna-dan-dampak-nya.html
Sensiklo. 2014. Ensiklo.com. Makna Psikologi Warna. Diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 15.55 wib dari http://ensiklo.com/2014/10/makna-psikologi-warna/
Swasty, Wirania. 2010. A-Z Warna Interior: Rumah Tinggal.. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar